Langsung ke konten utama

Memahami Yahudi Masa Kini Melalui Kitab Ester

Tinjauan Karakteristik (Bagian 3) Oleh Budi Kasmanto Kitab Ester adalah catatan sejarah orang Yahudi yang hidup di pembuangan pada zaman raja Ahasyweros. Di dalamnya termuat penetapan hari raya Purim, yaitu hari kemenangan Yahudi dari musuh-musuhnya, yang hingga kini dirayakan tiap tahun dengan membacakan gulungan kitab ini. Maka, kisah dalam kitab ini bukan sekadar sejarah, tetapi melaluinya dapat diperoleh gambaran karakteristik, yaitu kwalitas atau sifat khas mereka di masa kini, yang membedakan mereka dari bangsa-bangsa lain. Hidup dalam Diaspora Orang Israel mulai hidup di luar tanah kelahiran mereka sejak ditaklukkan oleh Asyur dan Babel. Mereka yang pulang pada zaman raja Koresh dan tinggal di Yudea mengalami penyerakan lagi ketika Kaisar Roma, Vespasian, dan puteranya, Titus, menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah pada tahun 70. Orang-orang Yahudi di kota itu ditawan dan diserakkan ke berbagai penjuru kekaisaran itu. Orang-orang yang tersisa bertumbuh jumlahnya, tetapi kegagalan pemberontakan pada tahun 132-135, menyebabkan pengusiran lagi secara besar-besaran. Lalu tahun 628, Kaisar Bizantium Heraklius memerintahkan pembantaian dan pengusiran orang-orang Yahudi. Akibatnya, jumlah populasi mereka di negeri sendiri menjadi sangat tak berarti. Dan selama hidup di luar tanah air, mereka berkali-kali dianiaya, dibunuh dan diusir. Mereka mengembara dari satu tempat ke tempat lain, maka mereka dijuluki “wandering Jews”, orang-orang Yahudi yang mengembara. Hilang dan munculnya kembali identitas mereka Kitab Ester mencatat bahwa dalam beberapa waktu orang Yahudi menyembunyikan identitas mereka (Est. 2:10, 20), tetapi setelah keadaan berubah dan menguntungkan mereka, mereka terang-terangan menyatakannya. Berulangkali mengalami penyerakan, selama hampir dua puluh abad mereka seolah kehilangan identitas. Tetapi di akhir abad ke-19, identitas mereka muncul secara mengejutkan melalui Kongres Yahudi Internasional pertama di Bazel, Swiss, tahun 1897. Kongres ini melahirkan Gerakan Zionisme bertujuan mendirikan negara Yahudi di Timur Tengah. Dan lima puluh tahun kemudian berdirilah negara Israel pada 14 Mei 1948. Negara Israel di Palestina kini menjadi identitas orang Yahudi. Mereka memperluas wilayah dengan menguasai tanah Palestina dan mendirikan pemukiman-pemukiman baru untuk orang Yahudi yang pulang dari berbagai penjuru dunia. Mereka mempertahankan dan mengokohkannya dengan segenap kekuatan internasional mereka. Mereka membuat Negara ini makin kuat dengan memperlemah pertahanan negara-negara di sekitar mereka. Paradoks kebencian dan penerimaan Dalam kitab Ester orang Yahudi mengalami antara kebencian dan penerimaan. Mereka sangat dibenci dan terancam pembinasaan. Tetapi di akhir kisah, orang Yahudi mendapat banyak simpati dan banyak orang masuk Yahudi karena takut terhadap mereka. Kebencian terbesar dunia terhadap orang Yahudi diwakili oleh Jerman Nazi pimpinan Adolf Hitler dengan melakukan genosida terhadap sekitar 5-6 juta orang Yahudi Eropa atau sekitar sepertiga populasi total Yahudi Diaspora selama Perang Dunia (PD) II. Sampai sekarang pun, mereka masih mengalami kebencian dari berbagai bangsa atau kelompok masyarakat di dunia. Penguasa radikal negara-negara tetangga mengancam akan menghapus Israel dari peta dunia. Kelompok-kelompok religius atau ideologis garis keras tertentu di berbagai negara masih mengungkapkan sikap anti-Yahudi terhadap mereka. Tetapi sebenarnya dunia “mendua hati” terhadap orang Yahudi. Dapat diamati paradoks dari kebencian di satu pihak dan penerimaan di lain pihak. Mereka menghujat Israel atau Yahudi, tetapi sadar atau tidak mereka menikmati produk-produk Yahudi. Mereka melancarkan propaganda anti Yahudi melalui media sosial yang diciptakan dan dikendalikan oleh orang yang mereka benci. Kaum anti-Semitik yang paling fanatik sekalipun menyadari mereka tidak mungkin hidup tanpa buah pikiran orang Yahudi. Misalnya, tanpa pemikiran para ilmuwan Yahudi-AS (Amerika Serikat) yang berperan besar dalam mengembangkan bom atom pertama di dunia, negara-negara pembenci Yahudi seperti Iran tidak mungkin mengembangkan bom atom demi meningkatkan kekuatan militernya. Kemampuan Intelijen Terbaik Kemampuan intelijen Yahudi tercatat dalam kitab Ester 2:21-23, yang menyebutkan bahwa Mordekhai mengetahui persekongkolan yang hendak membunuh raja Ahasyweros. Lalu perkaranya diperiksa dan ternyata benar, maka orang-orang tersebut dihukum mati dan Mordekhai memperoleh penghargaan atas jasanya. Di masa kini biro intelijen Israel diakui terbaik di dunia sejajar dengan Rusia dan AS. Di seluruh dunia, terutama di negara-negara Arab dan berpenduduk Islam terbesar, intelijen Israel bekerja untuk memperlemah ekonomi dan politik negara-negara tersebut agar tidak menghalangi rencana mereka menguasai Palestina seutuhnya. Kecanggihan intelijen Israel ditunjukkan melalui kisah menarik terjadi di sekitar PD II. Adolf Eichmann adalah anggota Schutzstaffel (“Skuadron Pelindung”), disingkat SS, organisasi keamanan dan militer besar milik Partai Nazi Jerman. SS bertugas membunuh warga sipil, khususnya orang Yahudi, di negara-negara yang dikuasai Jerman pada PD II. Dengan kekalahan Nazi pada tahun 1945 Eichmann, yang bertanggungjawab atas kematian orang-orang Yahudi, melarikan diri dan bersembunyi di Jerman Barat dan pada tahun 1950 bermigrasi ke Argentina. Setelah proses yang berliku-liku, badan intelijen Israel menunjukkan kecanggihannya dengan berhasil menemukan tempat Eichmann tinggal dan menculik serta membawanya ke Israel untuk diadili. Ia dijatuhi hukuman mati dan digantung, seperti Haman, di tengah malam 31 Mei 1962. Antara ketakutan dan kegalakan Dalam kitab Ester orang Yahudi mengalami ketakutan luar biasa ketika terancam dibinasakan oleh Haman. Ketakutan itu digambarkan sangat dramatis. Mordekhai mengenakan kain kabung, berjalan di tengah-tengah kota sambil melolong-lolong dengan nyaring dan pedih (Est. 4:1). Dan di tiap-tiap daerah, ada perkabungan yang besar di antara orang Yahudi disertai puasa dan ratap tangis (Est. 4:3). Tetapi, beberapa waktu kemudian mereka menunjukkan kegalakan luar biasa dengan membinasakan musuh-musuh mereka dengan sekehendak hati mereka (Est. 9:5). Ketakutan dan kegalakan tersebut masih terlihat pada perilaku Yahudi masa kini. Hal ini diakui oleh Henry Kissinger, seorang Yahudi lahir di Jerman. Pada zaman Nazi ia dan keluarganya melarikan diri ke AS. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS (1973-1977). Ia berkata tentang orang Yahudi, bahwa antara kegalakan dan ketakutan Israel terdapat garis tipis selebar rambut. Rasa tidak aman yang sangat membuat Israel kelewat galak. Trauma masa lalu, kekejaman dan penganiayaan yang pernah mereka alami, membuat mereka waspada berlebihan. Pengejaran Eichman dalam kisah tersebut diatas merupakan salah satu contoh kegalakan Israel. Di Timur Tengah kegalakan Israel dilakukan terhadap negara-negara tetangganya, terutama warga Palestina. Yahudi di puncak kekuasaan dunia Kitab Ester bagian akhir mencatat keberhasilan Mordekhai meraih kekuasaan tinggi di kerajaan Ahasyweros. Mereka memperolehnya setelah mengalami masa kesesakan besar. Di masa kini, setelah genosida oleh Adolf Hitler kekuatan Yahudi justru meningkat. Berdirinya Negara Israel di Palestina membuktikan betapa besar kekuatan orang Yahudi masa kini. Protes dunia terhadap perilaku Israel yang semena-mena terhadap orang Palestina tidak pernah membuat mereka surut. Terhadap resolusi-resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), mereka berani mengabaikannya. Dukungan negara-negara Barat, khususnya AS, terhadap kebijakan-kebijakan Israel, menunjukkan pengakuan internasional terhadap identitas atau eksistensi negara Israel dan kekuatan Yahudi Internasional. Migrasi massal ke Israel dilakukan oleh mereka yang terluput dari malapetaka Hitler dari Eropa dan dari negara-negara Arab di Afrika dan Timur Tengah, sedangkan dari negara Barat orang Yahudi secara besar-besaran bermigrasi ke New York dalam waktu berpuluh tahun. Maka, New York menjadi pusat kegiatan Yahudi Internasional. Jadi, jika pada zaman pembuangan Babel titik-titik pertemuan Israel adalah Yerusalem dan Babel, di masa kini titik-titik pertemuan mereka adalah Israel dan AS, tepatnya New York. Mereka menguasai AS dengan menguasai New York. Dari sini Yahudi melancarkan pengaruh propaganda pro-Yahudi. Mereka memakai politisi non Yahudi yang bisa melangkah lebih jauh tanpa dicurigai orang. Mereka juga menguasai media AS. Dengan New York Times yang besar dan media cetak lain serta media komunikasi lainnya yang pro Yahudi pelayanan kepentingan Yahudi menjadi semakin tak terbendung. Mereka juga menguasai bidang-bidang lain seperti perdagangan, keuangan dan perbankan serta industri termasuk industri militer, bahkan dunia hiburan. Pengaruh Yahudi di bidang politik sangat kentara terutama pada masa pemilihan presiden, karena masing-masing calon dengan gaya dan ungkapan berbeda berusaha merebut dukungan masyarakat dan para pemimpin Yahudi. Perayaan hari raya Purim setiap tahun menggelorakan semangat mereka untuk menyingkirkan musuh-musuh mereka, tidak hanya di Timur Tengah, tetapi juga diseluruh dunia. Dan seperti digambarkan dalam kitab Ester, Yahudi masa kini akan berada di puncak kekuasaan dunia. Catatan: Referensi dari berbagai sumber di internet. sumber: https://budikasmanto.wordpress.com/2017/01/20/memahami-yahudi-masa-kini-melalui-kitab-ester/

Komentar

  1. hari raya Purim memperingati bebasnya umat Yahudi dari ancaman pembunuhan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INI AJARAN YANG SERING DISERANG UMAT ISLAM ~ BAMBANG NOORSENA

ARTI DAN MAKNA PERJAMUAN KUDUS

Perjamuan kudus dalam kekristenan merupakan upacara yang sakral. Karena ini upacara yang sakral, maka tidak sembarang orang mengikuti dan melakukannya. Perjamuan kudus merupakan salah satu sakramen dalam gereja yang waktu pelaksanaannya tidak sama antara denominasi yang satu dengan lainnya. Perjamuan kudus merupakan perintah langsung dari Tuhan Yesus kepada gereja-Nya untuk dilakukan dalam setiap pribadahan yang dilakukan oleh gereja. Memang waktu pelaksanaan upacara tidak ditetapkan oleh Yesus. Hal ini mungkin bagi Yesus esensi pelaksanaannya bukan pada kapan hal itu dilakukan oleh gereja. Mungkin ini jugalah yang menyebabkan tidak seragamnya waktu pelaksanaan perjamuan kudus dalam gereja. Tekanan yang diberikan oleh Yesus adalah makna perjamuan kudus itu sendiri. Artinya, bukan pada seberapa banyak atau seberapa sering perjamuan kudus itu dilakukan dan diikuti oleh umat-Nya. Tetapi bagi Yesus bagaimana umat-Nya memberi makna mendalam terhadap perjamuan kudus itu sendiri. 1. Perin

Hidupku Adalah Penyembahan (Dengan Lirik) - Ciptaan: Pdt. Agus Leo Silitonga