Meminyaki adalah sebuah ritual dalam berbagai agama dan bangsa dengan mengoleskan minyak yang harum, lemak binatang, ataupun mentega cair. Upacara ini dilakukan untuk melambangkan pemberian pengaruh ilahi atau sakramental, suatu pancaran kekuatan atau roh yang suci. Hal ini juga dapat dilihat sebagai upacara magis untuk mengusir pengaruh-pengaruh berbahaya dan penyakit dari diri seseorang ataupun benda-benda, khususnya dari roh-roh jahat bahasa Persia drug, bahasa Yunani κηρες, bahasa Armenia dev) yang diyakini sebagai sumber atau penyebab penyakit atau gangguan tersebut.
Tradisi Alkitab
Di kalangan bangsa Ibrani, perminyakan atau pengurapan adalah penting dalam pengudusan seseorang atau sesuatu untuk dipergunakan oleh Allah. Karena itu dilakukan upacara pengurapan imam agung (Kitab Keluaran: Keluaran 29:29; Kitab Imamat: Imamat 4:3) dan bejana-bejana suci (Keluaran 30:26).
Dalam pengobatan dan penguburan[sunting | sunting sumber]
Minyak juga digunakan sebagai obat dengan diberikan kepada yang sakit, atau diolesi pada luka (Mazmur 109:18; Yesaya 1:6; Markus 6:13; Yakobus 5:14).
Ungkapan “mengurapi perisai" (Yesaya 21:5), merujuk kepada upacara menggosokkan minyak pada kulit perisai untuk menjadikannya lentur dan layak digunakan dalam perang.
Jenazah orang yang meninggal kadang-kadang diurapi (Injil Markus: Markus 14:8; Injil Lukas: Lukas 23:56).
Keramahtamahan[sunting | sunting sumber]
Meminyaki juga merupakan sebuah tindakan untuk menunjukkan sikap ramah tamah, seperti misalnya ketika Yesus diminyaki di rumah orang Farisi (Lukas 7:38,46). Ada kebiasaan di kalangan orang Yahudi untuk meminyaki diri mereka dengan minyak sebagai cara untuk menyegarkan tubuh mereka (Ulangan 28:40; Rut 3:3; 2 Samuel 14:2; Mazmur 104:15, dll.). Bangsa Yunani kuno juga mempunyai kebiasaan yang serupa. Kebiasaan ini berlanjut di kalangan bangsa Arab hingga sekarang ini.
Mesias[sunting | sunting sumber]
Sang Pembebas yang dijanjikan dua kali disebut sebagai "Yang Diurapi" atau Moshiach (Mazmur 2:2; Daniel 9:25, 26), karena ia diurapi dengan Roh Kudus (Yesaya 61:1) yang, dalam teksnya, merupakan ungkapan kebangsawanan dan kebesaran. Menurut Perjanjian Baru, Yesus dari Nazaret adalah Yang Diurapi, Moshiach dari Tanakh (Yohanes 1:41; Kisah Para Rasul 9:22; 17:2,3; 18:5,28). Kitab-kitab Injil menyatakan bahwa ia secara fisik diurapi oleh seseorang yang tidak diketahui namanya yang secara tradisional ditafsirkan sebagai Maria Magdalena. Kata Kristus yang kini banyak disangka orang sebagai nama keluarga, sesungguhnya adalah seuah gelar yang berasal dari kata dalam bahasa Yunani Christos yang kurang lebih berarti 'yang diurapi' (lebih tepat diterjemahkan yang penuh dengan minyak).
Menurut Kitab Suci Ibrani, setiap kali seseorang menerima perminyakan, Roh Allah turun ke atas orang tersebut, untuk melayakkannya untuk tugas yang telah dipercayakan oleh Allah kepadanya. Namun, orang tidak harus selalu diminyaki secara fisik untuk dapat menerima Roh Allah.
Para imam dan raja[sunting | sunting sumber]
Dalam Kitab Suci Ibrani, Imam Agung dan raja kadang-kadang disebut sebagai "yang diurapi" (Imamat 4:3,5,16; 6:20; Mazmur 132:10). Para nabi juga diurapi (1 Raja-raja 19:16; 1 Tawarikh 16:22; Mazmur 105:15).
Mengurapi raja sama dengan menobatkannya. Malah, di Israel raja tidak membutuhkan mahkota (1 Samuel 16:13; 2 Samuel 2:4, dll.). Jadi Daud diurapi sebagai raja oleh nabi Samuel:
- Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.—1 Samuel 16:13.
Raja-raja Perancis mengenakan fleur-de-lis sebagai lambang baptisan kemurnian ketika Raja Frankia Clovis I memeluk agama Kristen pada 493. Untuk menambah sifat mistisnya, sebuah legenda akhirnya muncul bahwa sebuah bejana minyak (bdk. bawah tentang ampulla penobatan) turun dari surga untuk mengurapi dan menguduskan Clovis sebagai Raja. Jadi Raja-raja Perancis yang "diurapi" belakangan menyatakan bahwa otoritas mereka diperoleh langsung dari Allah, tanpa perantaraan Kaisar ataupun Paus.
Menurut legenda bahkan bunga bakung sendiri muncul dalam upacara baptisan sebagai karunia berkat dalam penampakan Bunda Maria yang terberkati.
FACEBOOK: KLIK DISINI
Komentar
Posting Komentar